Siti Khadijah Al qubra #part4
Apa yang disampaikan oleh Pendeta Warakah benar adanya. Meski nabi Muhammad adalah seseorang yang sangat dikasihi kaum Quraisy dan sangat mereka percaya, keadaan menjadi bersebrangan tatkala ia menyampaikan wahyu Tuhan. Al Amin yang sangat terpercaya itu kini didustakan, Muhammad yang tercinta itu kini dicaci maki, ia yang dulu dipuja kini disakiti dan dibenci.
Namun Khadijah sang istri, orang pertama yang berikrar iman kepada nabi ini selalu setia menemani, menguatkannya dikala sedih, mendukung dan berkorban dengan harta, tenaga, fikiran dan apapun yang dimiliki.
Khadijah tak pernah membiarkan Nabi Muhammad SAW merasa sendiri.
Khadijah pulalah yang dengan ilmu dan pengetahuan yang diliki mampu memberi solusi saat masalah dialami Nabi.
Seperti menghadapi kekhawatiran Nabi dalam membedakan antara Malaikat dan setan.
"Kalau kau melihat makhluk itu kembali, panggil aku" pinta Khadijah sesudah mendengar keluh Nabi.
Suatu hari Nabi kembali melihatnya, beliau segera memanggil sang istri. Ia datang dan duduk di atas pembaringan.
"Duduklah di samping kananku, wahai suamiku...!!! Pinta Khadijah kepadanya.
"Adakah kau melihat Makhluk itu ?
"Ya aku melihatnya" jawab Nabi.
"Duduklah di samping kiriku...!!! pintanya kembali
Dan Nabipun melakukannya.
"Adakah engkau kini melihatnya???
Nabi kembali mengiyakan.
Khadijah lalu membuka penutup kepalanya dan menampakkan rambut, leher dan sebagian tubuhnya.
"Adakah engkau masih melihatnya???
Nabipun memandang sekeliling dan kemudian berkata :
"Tidak, aku sudah tidak lagi melihatnya"
Khadijah tersenyum dan berkata :
"Yang datang kepadamu itu bukanlah setan yang terkutuk, ia adalah Malaikat Tuhan..."
Jawaban Khadijah ini didasari kepandaian dan pemahamannya sesuai dengan kitab-kitab terdahulu yang selama ini dia baca, bahwa malaikat akan menjauh ketika aurat seseorang terlihat dan tidak demikian halnya dengan setan.
Khadijah adalah wanita dengan keimanan sempurna, hatinya kuat laksana baja, kokoh laksan batu karang. Keimanan yang menjadikan sama baginya hal yang gaib dan yang terang terangan, menjadikan yang tak kasat mata serasa dipandang begitu nyata.
Kesedihan pertama Khadijah sesudah kenabian saat putranya Abdullah meninggal.
Putra tercintanya meninggal saat Khadijah masih menyusuinya.
Nabi Muhammad SAW masuk ke kamar dan mendapati Khadijah menangis duka atas kematian anaknya itu, ia berkata sambil mengusap air matanya yang mengeras.
"Bahkan air susuku masih mengalir untuknya. Andai saja ia hidup sampai setidaknya menyelesaikan penyampihannya.
Nabi mendekatinya, menghiburnya dengan berkata :
"Untuknya telah dipersiapkan seorang bidadari yang menyusuinya di surga hingga selesai masa menyusui"
Mendengar itu Khadijah menghembuskan nafas kelegaan. Ia tersenyum dan berkata :
"Kini aku menjadi lebih tenang"
Nabi lalu menawarkan kepadanya sesuatu yang pasti dapat menghibur ibu yang ditimpa kemalangan sepertinya.
"Jika engkau mau, aku bisa memperdengarkan kepadamu suara anak kita dari surga"
Namun Khadijah tidak serta merta menerima, ia tersenyum dan berkata lirih :
"Tidak perlu ya Rasulullah, aku percaya pada Allah dan Rasul-nya"
Duhai... Dia menolak diperdengarkan suara putranya di surga, karena begitu yakin pada apa yang disampaikan oleh suaminya. Ia paham semua yang Nabi ucapkan adalah wahyu dari Allah, ia tidak memerlukan bukti, semua yang disampaikan Nabi adalah pasti.
Pernahkan kau lihat keimanan seperti itu ???
Pernahkah kau dengar keyakinan yang sebegitu mantap ???
Sungguh inilah yang layak disebut iman sempurna...!!!
dikutip dari buku PILAR CAHAYA ( Kisah 4 sahabat mulia Nabi SAW )
Karya : Halimah Alaydrus
#apakah cerita ini bermanfaat buat anda ?
Silahkan jawab di kolom komentar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar